Bukan maksud
hati untuk membeberkan. Apa yang dia rasain sekarang atau 'mungkin' yang telah
dia rasain, gua juga pernah rasain. Tiba-tiba semua impian depan mata ilang
gitu aja dari pandangan. Karna setitik kesalahan, bertahun hubungan bisa rusak
oleh kata-kata.
Kata yang
gua maksud bukan kata-kata yang biasanya orang pacaran omongin. Mereka bisa
dibilang sahabat, atau teman akrab? Gebetan? Ttm? Ntah. Hampir setahun udah
saling deket udah saling tau satu sama lain, udah saling mungkin tertarik atau
mungkin yang lebih ekstrim, cinta. Dan kata-kata yang gua maksud adalah
kata-kata penjelas, penjelas hubungan mereka akan dibawa kemana nantinya. Atau
istilahnya nembak.
Adalah
wajar seorang cowo minta kejelasan ke cewe dengan cara nembak. Apalagi udah
hampir setahun mereka bergantungan (re: pdkt). Dan mereka pun didasari suka
sama suka.
Bukan urusan
gua emang. Tapi denger dia cerita gua merasa tersindir. Emang gak sama persis,
tapi cukup mencerminkan kisah gua dulu. Eak. Gua selalu bilang sama sang cowo.
"Pertahanin doi."
Mereka udah
beda sekolah. Ceritanya mereka temen smp yang terpisah ketika SMA.
Semacem LDR. Udah bergantungan sejak kelas 1 SMA. Masa-masa indah pun
menyelimuti setahun mereka bergantungan (re: pdkt).
Si Cowo sering
banget cerita kalo dia sama doi bagaikan langit dan bumi, sang cewe itu kaya
banget, hp nya aja iphone 5s. Wtf sedangkan dia cuman samsung yang jadul.
Sang cewe
baru-baru ini ulang tahun. Ini kesempatan sang cowo untuk ketemuan dan merencanakan
penembakan itu. Ya sang cowo merencanakan untuk nonton di Grand Indonesia
Mall. Wow. Mewah kan. Sungguh penembakan luarbiasa. Dan mereka nonton di
blitzmegaplex. Oke.
Rencana untuk ketemuan di halte busway, terus duduk berdampingan di
busway. Manusia cuma bisa berencana, akhirnya tuhan juga yang berkehendak :v
Sang Cewe menolak buat naek busway. Ngeri katanya. Lagi ramai kejahatan.
Akhirnya mereka ketemuan di GI.
Gaada
canggung diantara mereka. Sang cowo yang emang demen klasik, dia pake setelan
klasik dengan converse yang udah sobek-sobek. Whatta man. Dan sang cewe pake
setelan bak anak gaul jaman sekarang (sebenernya gua gatau hahahaha LOL).
Mereka ngobrol seperti dulu, walaupun kebanyakan sang cowo yang mulai. Ada
selah 1 jam waktu sebelum filmnya mulai. Jadi mereka ngobrol di lorong bioskop.
Selama sejam
itu mereka makin deket, seperti ngelepas rindu bercanda, curhat, ngomongin
hal-hal aneh dan absurd seperti layaknya anak muda :v dan masih tetep sanf cowo
yang mulai. Suasana yang makin cair dan gaada sedikitpun canggung dihati
mereka.
Selama di ruang bioskop, si cowo gatau mau ngapain. Mau megang tangan sang cewe tapi takut hal-hal yang diinginkan terjadi. Selama di bioskop sang cewe sering banget tutup mata, karena filmnya ngagetin, filmnya tentang dokumenter sesosok Big Foot. Apalah itu gua gapeduli.
Selama di ruang bioskop, si cowo gatau mau ngapain. Mau megang tangan sang cewe tapi takut hal-hal yang diinginkan terjadi. Selama di bioskop sang cewe sering banget tutup mata, karena filmnya ngagetin, filmnya tentang dokumenter sesosok Big Foot. Apalah itu gua gapeduli.
Selayaknya orang jalan, abis nonton mereka makan. Sang cewe yang ngajakin untuk makan di restoran jepang. Gua gatau apa yang mereka lakukan disana.
Pulangnya mereka naik taksi. Unik. Ditaksi itulah si cowo menyatakan
perasaannya. Mungkin sejenak kata-kata si cowo buyarin semua canda tawa mereka
sebelumnya. Semuanya berganti jadi hening. Ya seperti biasa cewe menyatakan
jawabannya dengan cara ditunda, ya "Gua gabisa jawab sekarang..." Itulah
kata-kata sang cewe. Lalu suasana menjadi cair kembali. Karena sang cowo turun
duluan, jadi sang cewe lah yang bayar :v
Sesampainya dirumah sang cowo cuman bisa berharap. Setiap detik megangin hp beharap ada getar-getar sms dari doi. Sehari berlalu sang cowo mulai merasa gak enak. Mulailah sang cowo bertanya tentang jawaban dari kata-katanya di taksi itu. Gak ada jawaban sama sekali yang dilontarkan sang cewe. Ngilang kaya ditelan bumi. Berkali-kali sang cowo sms, tapi tetap sunyi yang didapat. "Hai tolong bales dong, gimana jawabannya?", "Gue salah ngomong ya?", "bales dong....", "hai lagi ngapain?", "bales kek!", "siapa tuhan mu?!" Lah:v yang terakhir gua becanda.
Mulai ada perasaan nyesel dalem hati sang cowo. Kenapa gua gabisa nahan? Kenapa gua gak bisa menjaga tetap bersama daripada hilang? Akankah seperti ini sampe seterusnya? Hilang kontak dari doi seterusnya?
Berhari-hari gaada kabar dari sang cewe. Inilah titik dimana sang cowo frustasi. Kesalahan kecil membuat hancur hubungan yang kalo gua bilang itu manis banget.
Tepat 6 hari
setelah penembakan tersebut, sang ceweakhirnya pun bales sms sang cowo.
Perasaan degdegan gua yakin ada di hatinya sang cowo. Walaupun dia udah yakin
80% bakalan diterima. Karena mantan pacar sang cewe pun sebelum jadian
digantung dulu seminggu. Ya mungkin sang cowo berfikir nasibnya bakal kaya sang
mantan pacar sang cewe, diterima.
Semua
yang dipikirkan sang cowo samasekali gak kejadian, meskipun udah sealus mungkin
tapi gua yakin rasanya itu sakit banget, bitch please? Ditolak, yaiyalah sakit.
Ya! Sang cowo ternyata ditolak. Itulah wanita, mereka bilang cowo tukang
gantung dan cuma bisa kasih harapan, the truth?
Dan sekarang pun semua gak lagi kaya dulu, mereka udah gak sering berhubungan lagi. Udah lost contact. Gatau apa yang dipikirin sang cewe, gatau apa yang bikin sang cewe jadi gitu. Semua udah berubah, kaya udah gakenal sama sekali. Dan kata-kata itupun bener-bener merusak semuanya.
Dan
sang cowo pun cerita ke gua dan beranalogi, seperti ini
"Sekarang gua sadar am, gua
sama dia bagaikan seorang putri yang hidup di istana, dan seorang pemuda biasa
yang hidup di lingkungan kumuh". Bitch please? Is that hurt? Dan
gua bilang,
"Lu terlalu cepat ngomong
gitu, jangan lembek kaya cewe, malu ama titit. Ya sekarang lu
berusaha buat sukses dulu, kalo udah sukses kan cewe nempel kalo jodoh kan si
putri bakalan balik." ya gua sama sang cowo emang suka
beranalogi. Tapi yang paling nyangkut di otak dan terngiang itu adalah,
"Gua kaya ngerasa lagi
hampir jatoh ke sumur dan cuman pegangan tali yang dilempar sama doi, bukan
ditarik, tapi tali itu malah digunting. Titit emang!"
Yang
paling indah dari sebuah hubungan adalah awal, dan akan semakin seru dan
membosankan di proses. Lalu pasti akan menyakitkan di akhir, bukan resiko tapi
itu fase. Fase yang harus dilewati. Kalo gasiap bikin hubungan ya pelihara
kucing aja. Ya sama aja, Ntar ngerasain lagi lucu-lucunya, nurut-nurutnya,
terus mulai kenal cewe, sering berantem sama kucing tetangga, pulang bawa
koreng, makin lama makin ga nurut, dipanggil gak nengok lagi, jarang pulang,
lalu pulang dalam keadaan sekarat dan mati.
Akan
selalu ada akhir di suatu cerita. Emang, gasemua akhir cerita itu sedih,
menyakitkan. Tapi malah kebanyakan akhir ceritanya adalah happy ending.
Tergantung bagaimana penulis ceritanya. Yaitu kita semua. Kita adalah penulis
cerita, cerita hidup kita, apapun yang akan kita tulis ya sukasuka kita. Tapi
tuhanlah sang Produser skaligus sutradara, dia yang menyetujui sekaligus
menolak, menentukan dan mengatur bagaimana cerita itu akan menjadi sebuah
adegan dalam film. Film kehidupan kita. Widih keren yak. Pokonya gitu dah.
Gangerti inti ceritanya apa. Yang penting blog ini tetep update :v sekian
ASSALAMUALAIKUM
GOD BLESS!
KERENNNNNN BGT
BalasHapusIyaaa makasih :v
BalasHapus