Motivasi Untuk Masa Depan

Leave a Comment
       Sore ini saya bertemu Mr.Aryo. Ia adalah seorang yang berkerja di suatu rumah sakit Internasional di daerah Alam Sutra. Saya kurang begitu paham apa nama pekerjaanya, namun yang saya tau, dia berkerja untuk meracik obat. Dia adalah salah satu kawan lama dari Mr. Andri dan Mr.Huda. Mereka adalah guru bahasa inggris saya ditempat saya kursus Bahasa Inggris. Dia datang ke PEC (tempat saya berkursus bahasa Inggris) untuk memberikan motivasi.
    

      Ia memulai motivasinya dengan berkenalan. Saya tidak ingat momen itu. Tetapi yang jelas, terlihat sekali di wajahnya kalau Mr.Aryo adalah seorang yang murah senyum. Dan ia adalah pribadi yang tenang. Saya tidak melihat raut masalah di wajahnya. Ia berkata dengan begitu halus, santun, dan terlihat sekali bahwa ia adalah orang yang pandai berbicara. Dengan melihatnya saja saya seakan mengetahui bahwa ia melakukan motivasi itu dengan rasa senang.

       Setelah berkenalan, ia mulai mengadakan sesi tanya-jawab. Ia membuka kesempatan bagi saya teman-teman untuk bertanya. Mungkin karena masih dalam suasana tegang, tidak ada satupun teman saya yang bertanya. Akhirnya Mr.Aryo bertanya kepada saya dan teman-teman tentang cita-cita, dimulai dari Habibah, dia bilang dia bercita-cita menjadi Master Chef. Lalu Selvia, dia bilang dia bercita-cita menjadi dokter. Dan akhirnya sampailah pada giliran saya menjawab pertanyaan Mr.Aryo. Saya pun hanya menjawab sekenanya. Saya bilang saya ingin menjadi Professional Basketball Athlete. Saya tidak begitu yakin akan apa yang saya katakan. Ada ekspresi yang berbeda yang ditunjukan Mr.Aryo, ia sedikit tersenyum mendengarnya..

       "Oke teman-teman, saya mau bertanya, dalam meraih cita-cita kalian, apa yang kalian butuhkan?." Ujarnya
      "Banyak berlatih, Tidak boleh sombong dengan prestasi kecil yang sudah diraih, pokoknya banyak berlatih deh." Jawab saya.
     "Oke. Nah gini teman-teman, dalam hidup itu perjuangan kita sudah dikatakan maksimal bila kenapa? bila kita sudah mati. Perjuangan kita akan maksimal bila kita mati. Jadi, selama kita masih hidup, berjuanglah untuk menggapai yang kalian mau. Saya yakin kita bisa." Lanjutnya.
   "Saya yakin kalian yang masih mudah pasti sering galau kan?"
   "Iyaaaa........" Serentak kelas pun ramai. Teman-teman saya langsung menunjuk Restu, karna ia sering sekali galau. Saking seringnya sampai ada teman menjulukinya "The Queen of Galau".
   "Begini teman-teman, mulai dari sekarang pikirlah, pacaran itu buat apa? apa untungnya bagi kalian? Hasilnya akan membuat galau kan? sakit hati, mengganggu pelajaran. Begini teman-teman, jangan menyusahkan diri kalian sendiri. Kalian masih muda, fikirkanlah hal yang menyenangkan, belum saatnya kalian memikirkan hal seperti itu." jelasnya.
      "Saya sudah 5-6 tahun tidak belajar bahasa inggris lagi. Tapi kemampuan saya untuk berbahasa Inggris masih bagus kan? Menurut kalian, apa yang membuat saya bisa seperti ini? Jawabanya adalah simple. Jadikanlah belajar bahasa Inggris itu menyenangkan. Datanglah dengan hati yang gembira. Belajarlah dengan senang. Pasti semua pelajaran akan dengan mudah kalian cerna. Jadi intinya lakukanlah kegiatan itu dengan senang hati."

       Suasana pun mulai mencair. Canda tawa mulai menghiasi perbincangan sore itu. Rasa akrab semakin terjalin dengan Mr.Aryo. Dia mulai membuka kembali kesempatan untuk bertanya. Banyak pertanyaan yang ditanyakan kepada Mr.Aryo, dia menjawab dengan lancar. Dia semakin mirip dengan seorang motivator dalam arti yang sesungguhnya.

       "Semua orang pasti punya cita-cita, tetapi bagaimana kita yakin bahwa itu benar benar cita-cita kita?" Saya memberanikan diri untuk bertanya.
      "Begini, biasanya itu cita-cita itu terbentuk dari hobi, dan ketika kita lakukan kegiatan tersebut kita merasa senang." Jawabnya. Saya terdiam sejenak. saya bergumam dalam hati, saya sudah lama mencari cita-cita saya. Saya sempat bercita-cita menjadi pilot, tentara, arsitek, pemain bola, pemain bulu tangkis, penyanyi, pelukis, seniman, dan lain-lain. Saya benar-benar bingung. Saya mencoba meyakini cita-cita saya.

       "Bagaimana cara membuat orang lain merasa nyaman?" Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh teman saya.
      "Pertanyaan yang bagus, caranya adalah menjadi pribadi yang murah senyum, ramah, dan sabar, jangan menjadi orang yang pandai mengeluh, suka galau, dan lain-lain, karna biasanya orang yang seperti itu tidak disukai banyak orang. Dari ekspresi wajah, bila kita cemberut terus, suka marah-marah, orang tidak akan suka kepada kita, untuk berbicara pun orang enggan, tandanya bila orang merasa nyaman yaitu menjadikan kita sebagai teman ngobrol, sharing, curhat." jelasnya.

    "Bagaimana bila cita-cita kita tidak didukung oleh orang tua?"
    "Kadang kita merasa bahwa kita bukan anak orang tua kita. Karena keinginan kita tidak dituruti oleh orang tua. Begini teman-teman, orang tua itu kita pasti memikirkan hal yang jauh lebih berat dari pada kita, mereka mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Jadi, janganlah sekali-sekali kalian menganggap bahwa orang tua itu pelit. Dan pasti ada alasannya orang tua tidak mendukung cita-cita kalian, semua pasti ada alasannya. Tidak mungkin orang tua menghalangi anaknya sukses."

    "Bagaimana jika ada orang mempengaruhi kita sehingga kita menjadi enggan untuk melanjutkan cita-cita itu?" 
     "Yakinkan saja inilah keputusan kita, inilah yang kita butuhkan. Pastikan suatu saat ketika kita sukses orang yang mempengaruhi kita itu tau, bahwa kita mampu untuk meraih cita-cita itu."

     "Begini teman-teman, pasti kalian sering berdoa kan? Kalian berdoa untuk apa yang kalian mau. Kadang yang kita dapatkan tidak sesuai yang kita inginkan. Kita meminta supaya kita sehat, tetapi kita sakit, ingatlah ada makna dibalik itu, jika kita sakit berarti Allah menginginkan kita untuk istirahat. Allah memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan."

    "Bagaimana cara membahagiakan orang lain?" 
    "Mudah saja. Bahagiakanlah diri sendiri, barulah kalian bahagiakan orang lain."

    "Dalam cita-cita kita, kita mempunyai masalah dengan teman, saya takut bila saya menekuni bidang ini saya kehilangan teman. Menurut anda bagaimana?"
     "Begini saja, buatlah cita-cita kalian sendiri, buatlah ciri khas kalian sendiri, bila kalian ingin menekuni suatu bidang hanya karna mengikuti teman berarti kalian tidak punya pendirian, dan kalian hanya ikut-ikutan, buatla keputusan dari hati. Jangan takut untuk membuat keputusan, bila ada orang yang berbicara dibelakang kita berarti secara tidak sadar kita sendiri berada di depan dia. Mereka iri dengan kita." Kalau dipikir-pikir benar juga, Bila kita sudah berhasil, teman maupun harta pasti akan datang dengan sendirinya. Jika ada orang yang membicarakan kita berarti mereka iri. Itu berarti kita adalah refleksi dari apa yang mereka inginkan, mereka ingin seperti kita, tetapi kita yang bisa seperti itu. Membicarakan orang dari belakang hanya akan menghabiskan waktu kita. Dan tidak akan merubah keadaan.

          Tak terasa hari sudah menjelang petang. Saatnya Mr.Aryo untuk meninggalkan PEC, sebenarnya banyak hal yang ingin saya tanyakan sentang kehidupan. Saya merasa masih awam akan hal itu. Saya ingin mendalami makna hidup yang sebenarnya. Saya tak ingin tersesat dalam hidup. Motivasi hari ini cukup menuntun saya. Saya merasa saya mendapat ilmu yang banyak hari ini. Saya sangat bersyukur dapat bertemu Mr.Aryo.

          Saatnya pulang, satu per satu teman-teman saya berjabatan tangan dengan Mr.Aryo. Ketika saya berjabatan tangan dengannya saya merasa ada yang berbeda, jabatan tangannya begitu hangat. Kesan akrab semakin tersirat dalam suasana itu. Seakan memberi semangat kepada saya untuk melanjutkan cita-cita saya. Saya akan menggali dan terus menggali, sampai saya mendapat hasil yang saya inginkan.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar